Pemerintah Kabupaten Badung bersama OJK dan Bank BRI Capem Gatsu melakukan Pemantauan dan Pengawasan Terhadap Penyaluran KUR di Kabupaten Badung

03 Nov 2022
Pemerintah Kabupaten Badung bersama OJK dan Bank BRI Capem Gatsu melakukan Pemantauan dan Pengawasan Terhadap Penyaluran KUR di Kabupaten Badung

Pemerintah kabupaten Badung melalui Bagian Administrasi Perekonomian dan Pembangunan bersama OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melakukan pemantauan dan pengawasan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap 5 (lima) orang debitur yang menerima fasilitas pinjaman KUR melalui PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tanggal 2 November 2022.

Tujuan dilakukannya kunjungan tersebut adalah untuk memastikan program pemerintah ini diterapkan sesuai ketentuan dan telah tepat sasaran, yaitu diberikan kepada kepada UMKM yang feasible tapi belum bankable, dapat meningkatkan dan memperluas pelayanan bank kepada UMKM produktif, meningkatkan daya saing UMKM serta  mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Kegiatan pemantauan dan pengawasan ini dilaksanakan kepada 5 (lima) debitur di Kabupaten Badung, yaitu:

1. Pertama kita mengunjungi usaha bengkel “Bengkel Kusuma Motor”. Debitur atas nama I Gusti Ngurah Sumajaya, Lingk. Br. Kangin, Sempidi, Mengwi Usaha bengkel ini sudah berdiri sejak tahun 1979, Usaha ini adalah warisan orang tua dari bapak Ngurah. Bapak Ngurah sudah tiga kali melakukan peminjaman melalui KUR, selain service motor di bengkel bapak Ngurah juga menjual sparepart motor. Setelah mendapatkan tambahan modal omset bertambah sekitar 60%, Omset per bulan mencapai 3-4 juta. Saran dari bapak Ngurah untuk KUR sudah bagus karena bunga rendah dan diharapkan ada program berlanjut.

2.  Kunjungan berikutnya debitur atas nama I Wayan Suratdi Br. Madia Sari, Lingk. Umahanyar Kaja, Sading, Mengwi penjahit yaitu “Vermak Kak Jesica”. Usaha ini berdiri sejak tahun 2015. Yang menjalankan usaha vermak pakaian adalah istri dari bapak wayan. Bapak ini sudah melakukan peminjaman KUR sebanyak tiga kali, yang pertama digunakan untuk membeli mesin jarit seharga 15 juta. Sedangkan peminjaman yang terakhir digunakan untuk menambah modal usaha yaitu membeli baju yang dijual di tokonya. Omset usaha sebulan sebesar satu setengah juta.

3. Debitur I Nyoman Pantia, Lingk. Dajan Bingin, Br. Jeroan, sading, Mengwi yang ketiga adalah pedagang alat-alat upacara keagamaan. Usaha warung ini dimulai sejak tahun 2004. Dana KUR yang dipinjam sebesar 25 juta dipakai untuk menambah modal usaha yaitu untuk membeli bahan yang di jual di warung. Omzet per bulan dari bapak ini sebesar 3 juta. Akan tetapi pada saat menjelang hari raya pendapatan bertambah karena di warung ini menjual alat perlengkapan untuk penjor. Selain usaha warung ini bapak juga mempunyai usaha sampingan yaitu membuat kripik yang dijual ke warung yang menjual makanan.

4. Selanjutnya debitur Ni Ketut Yuniartini, Lingk. Br. Puseh, Sading, Mengwi debitur yang ini bergerak industry yaitu pengerajin kusen dari kayu kamper. Yang menjalan usaha adalah suami dari ibu ketut, pak made menjalankan usaha dari tahun 2015. Kemudian sudah tiga kali melalukan pinjaman KUR yaitu 5 juta, 5 juta dan 25 juta. Dari pinjaman terakhir digunakan untuk membeli mesin potong baru serta untuk menambah membeli bahan baku. Perkiraan keuntungan dari usaha ini satu kali pembuatan adalah untuk pembelian bahan 5 juta, ongkos untuk buat sebasar 1,5 juta, dimana kusen yang sudah jadi dijual seharga 7,5 juta. Jadi keuntungan bersih yang diperoleh sebesar 1 juta. Kendala yang dihadapi adalah kusen kayu kalah bersaing dengan kusen beton dan kusen aluminium yang harganya lebih murah.

5. Debitur yang terakhir I Nyoman Hendra, Banjar Dinas Pasek, Kubutambahan, Buleleng adalah warung sembako. Usaha ini dijalankan oleh istri dari bapak Hendra. Dalam menjalankan usaha ibu berjualan sendiri yang sudah dirintis sejak dua tahun yang lalu, sudah menjadi debitur sebanyak dua kali yaitu, yang pertama 10 juta kemudian yang kedua 15 juta. Dana yang kedua 15 juta digunakan untuk menambah modal membeli barang dagangan. Dengan adanya dana KUR ini dapat meningkatkan omzet sebesar 50 % dari sebelum mendapat KUR.

Secara umum, seluruh debitur menyatakan rasa syukurnya karena terbantu oleh dana KUR yang disediakan oleh Bank dengan didukung subsidi bunga oleh pemerintah. Mereka berharap program semacam ini dapat diperluas karena manfaatnya terasa bagi UMKM.


Pengajuan KUR yang dilakukan oleh 5 debitur tersebut adalah dengan mendatangi Bank penyalur KUR. Namun, selain mengunjungi pihak penyalur, KUR dapat diajukan melalui www.kurbali.com. Program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Bali tersebut merupakan bukti nyata dukungan OJK dalam memperluas inklusi keuangan karena tidak semua UMKM berlokasi dekat dengan kantor Bank.

Di era digital seperti sekarang, pengajuan KUR semudah menggunakan smartphone dan melalui situs www.kurbali.com. calon debitur dapat mengajukan dengan memilih sendiri bank yang dituju, menghitung simulasi kredit, melihat syarat kredit, memantau status pengajuan dan mengirimkan pengaduan kepada bank.